BUDAYA dari KOTA BLITAR :
Budaya Wayang Orang
Budaya
Wayang Orang ini dimasa atau era sekarang sudah pudar bahkan hampir
mati, namun seniman-seniman budaya yang ada di Kota Blitar
tidak ingin budaya bangsa yang lahir sejak dulu itu punah.
tidak ingin budaya bangsa yang lahir sejak dulu itu punah.
Sebagaimana
dalam wayang kulit, lakon yang biasa dibawakan dalam Wayang Orang juga
bersumber dari Babad Purwa yaitu Mahabarata dan Ramayana. Kesenian
Wayang Orang yang hidup dewasa ini pada dasarnya terdiri dari dua aliran
yaitu gaya Surakarta dan gaya Yogyakarta. Perbedaan yang ada di antara
dua aliran terdapat terutama pada intonasi dialog, tan, dan kostum.Budaya
wayang Orang ini juga telah banyak dikagumi oleh banyak orang dan
selain itu dalam rangka melestarikan budaya wayang orang ini,juga ikut
berpartisipasi untuk memeriahkan suatu acara, misalanya dalam acara
pecan budaya kabupaten Kediri yang dilaksanakan setiap tanggal 30 juli
di Simpang Lima Gumul, Wayang orang ini juga turut berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut. Pada acara itu, wayang orang yang dibawakan oleh para
seniman ini dalam kesempatan pecan Budaya Kediri itu ditampilkan dengan
judul “Pergiwo Pergiwati” yang disutradari oleh Erwin dan diskenarioi
olehLik Hir.
Grebek Pancasila
Kota
Blitar, daerah yang tak lepas dari lembaran kisah sejarah perjuangan
rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pun memiliki begitu
banyak tradisi lokal yang harus kita lestarikan, salah satunya adalah
Grebeg Pancasila.
Grebeg
adalah tradisi masyarakat Jawa yang biasanya diselenggarakan sebagai
upacara peringatan hari-hari besar tertentu. Misalnya, Grebeg Suro dan
Grebeg Maulud.
Masyarakat
Blitar pun menggunakan tradisi Grebeg untuk memperingati secara khusus
Hari Kelahiran Pancasila setiap tanggal 1 Juni, yaitu Grebeg Pancasila,
yang menjadi satu kesatuan dalam rangkaian acara peringatan Bulan Bung
Karno – bulan Juni.
Pancasila
sebagai mahakarya dari pemikiran agung dan hasil refleksi Bung Karno
selama masa-masa pengasingannya pun tak lepas dari perhatian masyarakat
Blitar, khususnya para seniman.Pada masa itu nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia
sering dilanggar, maka muncul kemudian hasrat untuk mempersatukan
masyarakat Blitar khususnya dalam penegakan kembali nilai-nilai luhur
Pancasila.
MAKANAN KHAS dari KOTA BLITAR
1.
Wajik
Kletik Jajanan ini terbuat dari gula kelapa, beras ketan dan kulit jagung untuk
mengemasnya, supaya nggak cepet basi dan higienis nih readers, kulit jagung ini
disetrika terlebih dulu dan dikemas dalam rentengan sejumlah 5 buah.
2.
Nasi
Pecel Sedikit berbeda dengan pecel khas Malang, tekstur bumbu kacang pecel
Blitar lebih halus, sedikit lebih berminyak, dan bercita rasa manis dan gurih. Bahan
utama dari sambal pecel adalah kacang tanah sangrai
dan cabai rawit yang
dicampur dan ditumbuk dengan bahan lainnya seperti kencur, daun jeruk purut, bawang putih, asam jawa, gula merah,
dan garam.
Pecel sering juga dihidangkan dengan tempe goreng, rempeyek kacang,
rempeyek ebi,
rempeyek kedelai.
3.
Belimbing
Karangsari Desa
Karangsari, Kecamatan Sukorejo merupakan desa wisata yang terkenal dengan
belimbingnya. Berbeda dengan belimbing pada umumnya, belimbing Karangsari
memiliki keistimewaan dari segi ukuran, warna dan tentu saja rasa. Belimbing
Karangsari memiliki ukuran yang lebih besar dari belimbing biasa, dengan warna
kuning kemerahan yang mencolok dan rasa yang dominan manis.
4.
Peyek
ucengUceng adalah ikan air
tawar, biasanya hidup di sungai yang airnya jernih dan mengalir deras. Ikan ini
bentuknya bentuknya bulat dan memanjang kira2 sebesar jari kelingking, tidak
bersisik dan terdapat garis-garis vertikal hitam di badannya. Cara membuat iwak
peyek ini, aduk rata tepungberas, tepung sagu, santan, daun jeruk dan uceng. Tuang adonan di pinggir
wajan dan setengah lagi ada di dalam minyak. Rasanya gurih dan renyah banget.
5.
Rujak
Cingur
Rujak cingur adalah salah satu
makanan tradisional yang mudah ditemukan di daerah Jawa Timur. Dalambahasa Jawa kata cingur berarti
"mulut", hal ini merujuk pada bahan irisan mulut atau moncong sapi yang
direbus dan dicampurkan ke dalam hidangan.
6. Geti
merupakan salah satu makanan khas kab Blitar yang terbuat dari kacang,
wijen, dan gula merah. Geti biasanya disuguhkan sebagai jajanan khas di
Tulungagung pada hari raya atau pernikahan untuk menyambut para tamu.
7.
Es
mini
Es mini memang cocok untuk
dinikmati di siang hari setelah jalan-jalan ke tempat wisata yang ada di
Blitar. Sesuai dengan namanya, rumah makan yang satu memang terkenal dengan es
mininya. Meskipun disebut-sebut sebagai es mini, tapi kalau dilihat porsinya
cukup besar, kalau pun dinikmati setelah makan pasti akan membuat kita semakin
kekenyangan.
CIRI KHAS dari KOTA BLITAR
- Makam Bung Karno, tempat dimakamkannya presidan pertama sekaligus proklamator kemerdekaan Republik Indonesia,Sukarno. Makam ini terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, sekitar 2 kilometer sebelah utara pusat kota.
- Perpustakaan dan Museum Bung Karno merupakan perpustakaan yang selain berisi segala bentuk memorabilia Bung Karno, juga dikembangkan sebagai pusat studi terpadu. Beberapa koleksi yang ada saat ini adalah lukisan hidup Bung Karno yang dapat berdetak tepat pada bagian jantungnya, uang bergambar Bung Karno yang dapat menggulung sendiri, dan koleksi sumbangan dari Yayasan Idayu.
- Istana Gebang atau lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Gebang, merupakan rumah tempat tinggal orang tua Bung Karno. Istana ini bertempat di Jl. Sultan Agung 69. Di rumah ini pada setiap bulan Juni ramai didatangi pengunjung, baik dalam rangka peringatan hari ulang tahun Bung Karno maupun karena adanya kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemkot Blitar, seperti Grebeg Pancasila.
- Petilasan Arya Blitar merupakan sebuah makam dari Adipati Arya Blitar yang terletak di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo. Makam ini ramai dikunjungi pada bulan Sura dan juga setiap malam Jumat legi.
- Monumen Supriyadi merupakan sebuah monumen untuk mengenang jasanya. Pada tahun 1945, Kota Blitar menjadi pusat pemberontakan tentara PETA yang dipimpin oleh Shodancho Suprijadi melawan tentara Jepang. Monumen ini terletak di depan bekas markas PETA dan Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya. Selain itu, juga dibangun sebuah patung setengah dada Suprijadi yang terletak di depan Pendapa Rangga Hadinegara.
- Kebon Rojo, yaitu taman hiburan dan rekreasi keluarga yang berada di belakang kompleks rumah dinas Wali Kota Blitar yang disediakan untuk masyarakat umum maupun wisatawan secara cuma-cuma. Di taman tersebut, terdapat beberapa jenis hewan peliharaan, fasilitas bermain anak-anak, tempat bersantai, panggung apresiasi seniman, air mancur, dan juga berbagai jenis tanaman langka yang berfungsi sebagai paru-paru kota.
- Taman Air Sumberudel adalah taman air paling megah se-eks-Karesidenan Kediri. Taman air ini diresmikan kembali oleh Wali Kota Blitar pada tanggal 10 Oktober 2007 setelah direnovasi selama kurang lebih satu setengah tahun. Fasilitas yang dimilikinya cukup lengkap bila dibandingkan dengan taman-taman air lain di Jawa Timur.
Sumber
http://lodoyoistimewa.blogspot.com/p/blog-page.html tanggal 24 september 2014 pukul 12.24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar