Selasa, 23 September 2014

Kabupaten Blitar

Disini saya akan menguraikan semua tentang apa yang ada di kota saya Yaitu kota Blitar. saya akan menguraikan tentang budaya makanan. ciri khas dari kota Blitar

BUDAYA dari KOTA BLITAR :

Budaya Wayang Orang
Budaya Wayang Orang ini dimasa atau era sekarang sudah pudar bahkan hampir mati, namun seniman-seniman budaya yang ada di Kota Blitar
tidak ingin budaya bangsa yang lahir sejak dulu itu punah.
Sebagaimana dalam wayang kulit, lakon yang biasa dibawakan dalam Wayang Orang juga bersumber dari Babad Purwa yaitu Mahabarata dan Ramayana. Kesenian Wayang Orang yang hidup dewasa ini pada dasarnya terdiri dari dua aliran yaitu gaya Surakarta dan gaya Yogyakarta. Perbedaan yang ada di antara dua aliran terdapat terutama pada intonasi dialog, tan, dan kostum.Budaya wayang Orang ini juga telah banyak dikagumi oleh banyak orang dan selain itu dalam rangka melestarikan budaya wayang orang ini,juga ikut berpartisipasi untuk memeriahkan suatu acara, misalanya dalam acara pecan budaya kabupaten Kediri yang dilaksanakan setiap tanggal 30 juli di Simpang Lima Gumul, Wayang orang ini juga turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pada acara itu, wayang orang yang dibawakan oleh para seniman ini dalam kesempatan pecan Budaya Kediri itu ditampilkan dengan judul “Pergiwo Pergiwati” yang disutradari oleh Erwin dan diskenarioi olehLik Hir.
        Grebek Pancasila
Kota Blitar, daerah yang tak lepas dari lembaran kisah sejarah perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pun memiliki begitu banyak tradisi lokal yang harus kita lestarikan, salah satunya adalah Grebeg Pancasila.
Grebeg adalah tradisi masyarakat Jawa yang biasanya diselenggarakan sebagai upacara peringatan hari-hari besar tertentu. Misalnya, Grebeg Suro dan Grebeg Maulud.
Masyarakat Blitar pun menggunakan tradisi Grebeg untuk memperingati secara khusus Hari Kelahiran Pancasila setiap tanggal 1 Juni, yaitu Grebeg Pancasila, yang menjadi satu kesatuan dalam rangkaian acara peringatan Bulan Bung Karno – bulan Juni.
Pancasila sebagai mahakarya dari pemikiran agung dan hasil refleksi Bung Karno selama masa-masa pengasingannya pun tak lepas dari perhatian masyarakat Blitar, khususnya para seniman.Pada masa itu nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia sering dilanggar, maka muncul kemudian hasrat untuk mempersatukan masyarakat Blitar khususnya  dalam penegakan kembali nilai-nilai luhur Pancasila.
MAKANAN KHAS dari KOTA BLITAR
1.    Wajik Kletik Jajanan ini terbuat dari gula kelapa, beras ketan dan kulit jagung untuk mengemasnya, supaya nggak cepet basi dan higienis nih readers, kulit jagung ini disetrika terlebih dulu dan dikemas dalam rentengan sejumlah 5 buah.
2.    Nasi Pecel Sedikit berbeda dengan pecel khas Malang, tekstur bumbu kacang pecel Blitar lebih halus, sedikit lebih berminyak, dan bercita rasa manis dan gurih. Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah sangrai dan cabai rawit yang dicampur dan ditumbuk dengan bahan lainnya seperti kencur, daun jeruk purutbawang putihasam jawagula merah, dan garam. Pecel sering juga dihidangkan dengan tempe goreng, rempeyek kacang, rempeyek ebi, rempeyek kedelai.
3.    Belimbing Karangsari Desa Karangsari, Kecamatan Sukorejo merupakan desa wisata yang terkenal dengan belimbingnya. Berbeda dengan belimbing pada umumnya, belimbing Karangsari memiliki keistimewaan dari segi ukuran, warna dan tentu saja rasa. Belimbing Karangsari memiliki ukuran yang lebih besar dari belimbing biasa, dengan warna kuning kemerahan yang mencolok dan rasa yang dominan manis.  
4.    Peyek ucengUceng adalah ikan air tawar, biasanya hidup di sungai yang airnya jernih dan mengalir deras. Ikan ini bentuknya bentuknya bulat dan memanjang kira2 sebesar jari kelingking, tidak bersisik dan terdapat garis-garis vertikal hitam di badannya. Cara membuat iwak peyek ini, aduk rata tepungberas, tepung sagu, santan,  daun jeruk dan uceng. Tuang adonan di pinggir wajan dan setengah lagi ada di dalam minyak. Rasanya gurih dan renyah banget.
5.     Rujak Cingur
Rujak cingur adalah salah satu makanan tradisional yang mudah ditemukan di daerah Jawa Timur. Dalambahasa Jawa kata cingur berarti "mulut", hal ini merujuk pada bahan irisan mulut atau moncong sapi yang direbus dan dicampurkan ke dalam hidangan. 
6.   Geti merupakan salah satu makanan khas kab Blitar yang terbuat dari kacang, wijen, dan gula merah. Geti biasanya disuguhkan sebagai jajanan khas di Tulungagung pada hari raya atau pernikahan untuk menyambut para tamu.

 7.    Es mini
Es mini memang cocok untuk dinikmati di siang hari setelah jalan-jalan ke tempat wisata yang ada di Blitar. Sesuai dengan namanya, rumah makan yang satu memang terkenal dengan es mininya. Meskipun disebut-sebut sebagai es mini, tapi kalau dilihat porsinya cukup besar, kalau pun dinikmati setelah makan pasti akan membuat kita semakin kekenyangan.
  
CIRI KHAS dari KOTA BLITAR
  • Makam Bung Karno, tempat dimakamkannya presidan pertama sekaligus proklamator kemerdekaan Republik Indonesia,Sukarno. Makam ini terletak di Kelurahan BendogeritKecamatan Sananwetan, sekitar 2 kilometer sebelah utara pusat kota.
  • Perpustakaan dan Museum Bung Karno merupakan perpustakaan yang selain berisi segala bentuk memorabilia Bung Karno, juga dikembangkan sebagai pusat studi terpadu. Beberapa koleksi yang ada saat ini adalah lukisan hidup Bung Karno yang dapat berdetak tepat pada bagian jantungnya, uang bergambar Bung Karno yang dapat menggulung sendiri, dan koleksi sumbangan dari Yayasan Idayu.
  • Istana Gebang atau lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Gebang, merupakan rumah tempat tinggal orang tua Bung Karno. Istana ini bertempat di Jl. Sultan Agung 69. Di rumah ini pada setiap bulan Juni ramai didatangi pengunjung, baik dalam rangka peringatan hari ulang tahun Bung Karno maupun karena adanya kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemkot Blitar, seperti Grebeg Pancasila.
  • Petilasan Arya Blitar merupakan sebuah makam dari Adipati Arya Blitar yang terletak di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo. Makam ini ramai dikunjungi pada bulan Sura dan juga setiap malam Jumat legi.
  • Monumen Supriyadi merupakan sebuah monumen untuk mengenang jasanya. Pada tahun 1945, Kota Blitar menjadi pusat pemberontakan tentara PETA yang dipimpin oleh Shodancho Suprijadi melawan tentara Jepang. Monumen ini terletak di depan bekas markas PETA dan Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya. Selain itu, juga dibangun sebuah patung setengah dada Suprijadi yang terletak di depan Pendapa Rangga Hadinegara.
  • Kebon Rojo, yaitu taman hiburan dan rekreasi keluarga yang berada di belakang kompleks rumah dinas Wali Kota Blitar yang disediakan untuk masyarakat umum maupun wisatawan secara cuma-cuma. Di taman tersebut, terdapat beberapa jenis hewan peliharaan, fasilitas bermain anak-anak, tempat bersantai, panggung apresiasi seniman, air mancur, dan juga berbagai jenis tanaman langka yang berfungsi sebagai paru-paru kota.
  • Taman Air Sumberudel adalah taman air paling megah se-eks-Karesidenan Kediri. Taman air ini diresmikan kembali oleh Wali Kota Blitar pada tanggal 10 Oktober 2007 setelah direnovasi selama kurang lebih satu setengah tahun. Fasilitas yang dimilikinya cukup lengkap bila dibandingkan dengan taman-taman air lain di Jawa Timur.
 
 Sumber
http://lodoyoistimewa.blogspot.com/p/blog-page.html tanggal 24 september 2014 pukul 12.24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar